Siswa SMP Negeri di Garut Dikeroyok Sesama Pelajar, Orangtua Korban Sebut Pihak Sekolah Abai dan Minta Disdik Turun Tangan

nusant11 | 27 Februari 2025, 12:09 pm | 779 views

GARUT | N-24JAM – Kasus penganiayaan dan pengeroyokan oleh sesama pelajar kembali terjadi di Garut. Salah seorang siswa SMPN 3 Tarogong Kidul Kabupaten Garut, inisial RAP menderita kesakitan sekujur tubuh usai dikeroyok sesama pelajar yang berjumlah kurang lebih 17 orang, korban dipukuli hingga diinjak-injak di sekitar lingkungan sekolah, pada Jum’at (21/02/2025) lalu.

Sinta selaku orang tua korban perundungan baru mengetahui beberapa hari setelah kejadian, karena anaknya saat hari kejadian tidak mengaku mengalami penganiayaan. Sinta kaget menerima informasi dari warga setempat bahwa RAP kesakitan karena alami perundungan oleh kakak kelasnya yang duduk di kelas IX.

“Awalnya anak saya pulang sekolah tidak mengaku ada yang keroyok, nafasnya sangat terlihat capek dan muka memar, tangan dan kakinya ada bekas luka. Banyak yang luka dan meringis-meringis, saya tanya waktu itu sepulang sekolah, ngaku awalnya balap lari hingga terjatuh,” ujar Sinta, Kamis (27/02/2025).

Lanjut disampaikan Sinta, dirinya baru mengetahui secara pasti, karena ada salah seorang warga di sekitar kejadian yang mengetahui dan memberitahu kejadian pengeroyokan kepada RAP. Bahkan warga tersebut langsung melerai para siswa yang melakukan perundungan.

“Ibu Ela namanya bilang kesaya, saat kejadian ada ribut-ribut dan ada suara pukulan dan ada yang mengerang kesakitan. Beruntung ada warga yang menemukan, coba kalau tidak, mungkin sudah gimana kondisinya. Saya ada videonya anak saya luka-luka di tubuhnya,” katanya.

Sinta menyebut, anaknya telah ditanya berkali-kali masalahnya apa hingga dikeroyok, dan pengakuan anaknya pun juga bingung karena tidak ada permasalahan apa-apa dengan siswa yang melakukan pengeroyokan. Sinta juga merasa keheranan terhadap pihak sekolah, yang tidak cepat respon dengan kejadian. Padahal warga yang mengetahui kejadian pun sudah menemui dan melaporkan kepada pihak sekolah untuk diselesaikan masalahnya.

“Dari sekolah seperti abai menganggap masalah kecil, padahal anak saya sudah jadi korban pengeroyokan. Saya kontak sama wali kelasnya juga tidak cepat respon langsung penyelesaian. Harusnya koordinasi sama saya selaku orangtuanya. Ini urusannya nyawa, apalagi kejadian di lingkungan sekolah, dan pelaku pengeroyokan adalah pelajar di sekolah tersebut, jangan nanti-nanti, ini masalah serius,” tegasnya.

Jika pihak sekolah abai dalam penyelesaian masalah ini, tambah Sinta, dirinya akan membuat pengaduan secara resmi kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut dan menyampaikan laporan kepada aparat penegak hukum, agar tidak terjadi lagi kejadian perundungan bukan hanya kepada anaknya saja.

“Jangan karena anak saya disebut nakal, terus pihak sekolah kurang respon dan seolah membenarkan tindakan pengeroyokan. Saya minta Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk turun tangan menyelesaikan permasalahan, ya jangan sampai kembali terjadi hal sama dengan siswa lainnya bukan sama anak saya saja. Bila perlu saya akan buat laporan ke kepolisian,” tandasnya. (*)

Berita Terkait